Aku menuliskan ini sebagai eulogi
mengenang dompet yang hilang -
keciciran entah di mana
tak kupunya apa berharga -
cuma kad pengenalan diri (yang kumiliki sejak sepuluh tahun lalu)
dan beberapa kad bank lama -
kuning dan lusuh oleh masa
serta kertas kumal entah apa
yang kuingat resit belanja serta tiket bas sehelai dua -
terselit di antara lipatan yang sobek zipnya
Wang?
pun takkupasti berapa nilainya -
barangkali sehelai not hijau dan biru
mungkin tiga
lain lain tak ada.
Aku takmenangis bahkan takingin pun
kalau terkilan, iya
pertama kali kehilangan seperti ini -
beberapa malamnya aku gelisah, entah dompet itu sejuk ketakutan, lebih lagi parah, menangis ia mau pulang tapi jalan kembali tak ia jumpa
aku perlahan memujuk perasaan sendiri -
dompetku sudah sudah wajar berdikari
aku takmahu ia bergantung padaku lagi (bukan sebaliknya? pun iya juga)
dompet unguku sayang
engkau berjasa
engkau akan sering aku ingat sebagai sesuatu yang paling setia
semoga kita takjumpa lagi.