Nyatanya, Puisi tidak boleh dipaksa. Ia akan hadir tiba tiba dan kau tidak boleh tidak meladeninya. Puisi adalah kekasih yang manja, ia garang, ia riang, ia menyimpan air mata, padanyalah tergantung seluruh kecintaan dan segala kecelakaan. Demikianlah kau hanya menulis Puisi bila ia membenarkan dirinya ditulis. Lalu tak aneh juga bahawanya bukan kau yang menulis Puisi - ia sebenarnya menulis dirinya sendiri (ha-!). Puisi jua tak akan pupus selagi kata belum terhapus. Seorang penulis Puisi adalah pendekar di medan makna. Hunjamkanlah pena itu-! Bertantanglah-! Bertarunglah-! Dengan ingatan bahawa sesungguhnya Puisi takkan rebah terkalah. Di akhirnya, penulislah yang akan tetap mati, hanya Puisi yang abadi.
11.1.16
The Gardener Verse XXIX - Rabindranath Tagore
: Bear
Speak to me, my love! Tell me in words what you sang.
The night is dark. The stars are lost in clouds. The wind is sighing through the leaves. I will let loose my hair. My blue cloak will cling round me like night. I will clasp your head to my bosom; and there in the sweet loneliness murmur on your heart. I will shut my eyes and listen. I will not look in your face. When your words are ended, we will sit still and silent. Only the trees will whisper in the dark. The night will pale. The day will dawn. We shall look at each other's eyes and go on our different paths.
Speak to me, my love! Tell me in words what you sang.
puisi serupa :
english poems,
Tagore,
translation
Subscribe to:
Posts (Atom)