31.5.11

lengkung pelangi dan matamu yang jeli

tuhan tidak pernah mengabarkan rahsianya yang satu ini,
dan aku pula adalah manusia bertuah yang menyedari,
bahwa sesungguhnya asal indah lengkung pelangi,
terbias datang dari sinar matamu yang jeli.

Seksyen 3, BMC.
2 komen

24.5.11

mimpi

dalam pada subuh yang gerimis
malaikat pun menangis
dan mimpi mimpi adalah lembar kenangan
juga cara tuhan memujukku perlahan..
untuk melupakanmu

0 komen

21.5.11

terang siang itu bukan miliknya

wahai bulan pagi di hujung laman,
cahayamu nyata kenangan,
ayuh, menyerahlah!
ada langit malam jadi muram,
saat kau enggan tenggelam!


Seksyen 3, BMC.

0 komen

18.5.11

simpang salah

sedang aku terkial memilih simpang hidup,
dari sekian latisan kerikil dan denai yang damai,
kebutaan itu akan tetap melorongkan aku padanya,
lembar takdir itukah yang salah,
atau tuhan sengaja bermain helah?

0 komen

14.5.11

lelaki bersayap sebelah di tepi liang kubur tak bernombor

di tepi sebuah liang kubur tak bernombor,
seorang lelaki bersayap sebelah tinggung termenung,
sambil mengalunkan kecapi enam tali,
suaranya bernada esak dan parau,
nyanyinya berulangkali, "aku telah dibuang kerja."
dan pada jasad di hujung dasar kubur,
turutlah menangis ia tiada henti,
guntur di langit sabung menyabung,
tanah pun basah dunia pun mati.


Seksyen 2, BMC.
0 komen

matahari yang baik

Wahai matahari yang baik,
Padamu ku serahkan rasa hormat dan percaya diri,
Dan semoga engkau,
Terus tak jemu mendakap aku,
Dengan rapuh bersih sinarmu,
Dengan segar terik hangatmu.



Seksyen 2, BMC.

**cam bengap jugak sajak ni
1 komen

10.5.11

maafkanlah si pelukis itu, dia kehabisan warna pelangi

di bening matamu ada serpihan kolaj duka,
yang tercarik dari kanvas hidup,
hitam dan abadi dengan warna kesepian,
demi apa jua yang masih bersisa,
maafkanlah si pelukis itu,
dia kehabisan warna pelangi,
tapi kau pun enggan berpaling lagi,
dan dia pun lalu mati,
dengan comot airmata bercampur warna luka,
dengan berus celaka tertancap di dada.
0 komen

9.5.11

Tentang Dia (Antara Gadis, Rudi dan Randu)

Ketahuilah aku si Gadis itu,
Lalu dimanakah kamu Rudi?
Saat Randu cuba menggagahi cintaku,
Kamu ada kemudian pergi,
Celaka apakah ini wahai Tuhan ku?
0 komen

8.5.11

sajak dari anak yang paling tak berbudi buat ibunya yang paling dia kasihi

saat ibu kau tinggalkan,
lenguh jemu beralang papan,
basah doa ibu mengiringmu,
hidup kau senang bertiang batu,
tapi ibu tua tega kau lupakan?

lancang tutur tak terucap,
kata katamu bak gunung yang menghempap,
sepatah ibu sepuluh kau lawan,
tahukah kau tangis ibu bererti tangis tuhan?

kederhakaan di kulit wajah,
walau dituris takkan berdarah,
bila hatimu segelap dasar ujung perigi,
kasih ibu tak surut walau ditimba berkali kali.

melangit ajaib kasih ibu tak tergapai,
maafkanlah diri ini anak paling tak berbudi,
dalam sujud doaku semoga sampai,
bahgialah ibu di rendang kasih ilahi.

tiada lagi tekun jari menyulam rambutku,
hilang sudah lembut sabar suaramu,
gahnya dunia tidak lagi memberi erti,
bila ibu pergi tak kembali.

airmata dititis jangan,
pesan ibu buat pedoman,
walau yang tinggal cuma dua nisan,
percayalah ibu, kasihmu kekal mengharum sepanjang zaman.

Selamat Hari Ibu.
Sayang Mak.
0 komen

7.5.11

pemilik mata yang luka, inilah sajak doa yang gagal untuk kita

wahai si pemilik mata,
di remang matamu yang luka,
ada penawar yang tak tawar,
menghunjam ia jatuh,
api pun bisa pudar,
cahaya lumpuh layuh,
hatiku karah jiwaku lelah,
pundakku perit dalam sujud aku menjerit,
dunia pun telah berpaling tadah,
bersama-sama angin gasar yang melayangkan seribu kerambit,
bertekal tugu aku melagukan semboyan berdoa,
langit pun lalu menjadi cermin hati,
dan pada awan yang dilukai retaknya,
menitiskan amarah dan darah yang parah dan merah,
dan kita pun pasrahlah di medan abadi sebuah penghujung duka.

maafkan aku duhai si pemilik mata,
aku cuma punya kata kata,
ku gubah jadi sajak dan doa,
seupaya aku mencuba,
namun takdir itu tetaplah bukan milik kita.
0 komen