di bening matamu ada serpihan kolaj duka,
yang tercarik dari kanvas hidup,
hitam dan abadi dengan warna kesepian,
demi apa jua yang masih bersisa,
maafkanlah si pelukis itu,
dia kehabisan warna pelangi,
tapi kau pun enggan berpaling lagi,
dan dia pun lalu mati,
dengan comot airmata bercampur warna luka,
dengan berus celaka tertancap di dada.
No comments:
Post a Comment