benih itu menunggu aku memugarnya
katakan pada awan yang mengapas
turunkan lah sisa sisa hidup
agar benih itu menghirup nafas
tumbuh menjulang menjadi dia
akulah si peniup seruling daun itu
duduk di buai di dahan ku cinta
dan musim pun tak segan berganti
mentari masih disitu
bulan ku kenal kekal setia
tapi dia bukan mereka
lalang lalang menakluk bumi
dia juga yang kecundangan
bila mati tak lagi memberi erti
yang tinggal kini cuma kenangan
seruling tak henti mengalun tangis
aku pun enggan meniupnya lagi
ku tanam rapat di tanah berkarat
bersama lagu menyisip lahad
jauh
jauh
jauh
jadilah dia hanya setunggul benih yang tak menumbuh lagi
dan aku si peniup seruling terus meniup sepi yang abadi
***
ini dibuat nyanyi. nyanyi spontan. di rembang jumaat. jadilah ini. kebenda tah. lara baca balik pun jadi blur.
No comments:
Post a Comment