4.11.12

Beberapa Baris Sajak Tentang Haiwan, Cinta dan Kehidupan


   Siput itu tahu takdirnya merangkak di seperpanjang batuan jalan. Ia tidak putus asa atau merasa lelah sia sia. Demi kekasihnya telah menunggu di lain zaman dengan segala ketabahan.

  Lebahpun melabuhkan punggungnya; mengalah, mengeluh. Mawar telah enggan mekar dan musim tetaplah berlalu tak memperdulikan waktu.

  Melompatlah Belalang! Melewati padang, merentas rumput dan hijau ilalang. Sekuntum Peoni telah menunggumu, di bibir jendela di dalam ungu.

   Hujan akan langsai dan yang mekar adalah Teratai. Kolam sentiasa menakung rindu. Wahai Katak, terjunlah kedalam mimpi mimpimu, sebelum musim menjadi zalim dan Teratai berubah layu.

   Kelkatu itupun tunduk menyerah di kaki lilin; yang sama menangis kerna tak upayanya mereka. Harus bagaimana memeluk kekasih dengan tidak turut membakarnya?

--------------------------------------------------

Mengingati Kobayashi Issa, satu haikunya yang amat lara suka;

.入相は蛙の目にも涙哉
iriai wa kawazu no me ni mo namida kana

sunset --
tears shine in a frog's eyes
too

1805

No comments: