Seorang penyair merayakan kehilangan;
hal hal klise dalam sajak dan kehidupan.
Yang tak kau tau;
kesedihan
bukanlah sekadar patah perkataan
diraihnya demi mencukupkan sebaris kerinduan.
17.9.13
Klise
Lamp Post (i)
Kau jalan yang panjang, aku mengendarai nasib.
Yang tak kutahu;
rindu adalah tiang lampu
seberapa batu
listrik lindap dan aku ragu.
11.9.13
Secebis Tanah Hitam di Pinggir Laut Merah
yang dipeluk kejap seketika
sebelum senapang diacu ke kepala
oleh lawan berkulit kawan
Mesir telah lama berdarah.
Ketika Mubarak tak lagi diarak
tersingkir tersujud di kaki rakyat
yang kepala kepalanya pernah ia pijak
yang kaki tangannya pernah ia kerat
Mesir telah lama berdarah.
Ketika Sadat cuba menuai mimpi damai
lalu terasing dari kabilah sendiri
keseorangan melintasi perang enam hari
Mesir telah lama berdarah.
Ketika Firaun mengorbankan bayi bayi lelaki
dan memelihara Musa di istananya sendiri
lalu menemukan makamnya di tengah Laut Merah
Mesir telah lama berdarah.
Sebelum semuanya;
ketika Nil masih mengalir dari syurga
padang pasir adalah ladang kurma
di saat turunnya Adam serta Hawa
Mesir tanahnya penuh barkah.
Neon
9.9.13
Life & Time (i)
------
2.9.13
Musim Maut
Tubuh pun perlahan lahan mendakap tua
(cemas disembunyikan kemas, seolah janggal tapi mesra)
seperti saudara yang lama terpisah
kerana telagah ketika darah menggelegak oleh api muda yang amarah
(sesungguhnya adalah sesuatu yang kosong jika kau benar benar memikirkannya kembali)
sebelum memutuskan ketuaan adalah terlalu mahal untuk dibazirkan
untuk hal hal sebegitu murah
(tangan pun menggeletar oleh penyakit yang memijar
kaki tak lagi tegak tegar
kulit dingin kecut seolah asam prun
dan mata yang kau tak lagi tau apa warnanya)
demikianlah setelah umur melupakan waktu
ingatan tersasar membilang hari
dan tahun tahun tuntas terkaburkan
sejak maut mengucapkan salam
kau pun pantas lekas mempersilakan ia kedalam
(seolah tetamu kebesaran yang telah lama ditunggu tunggu)
lalu menutup rapat pintu
sembari mengucapkan kelegaan yang tak pernah kau bayangkan di sebelum itu
sepasang sepatu tergeletak di tangga masuk
dan tak ada lagi yang memakainya keluar.
1.9.13
Selepas C
Ketika cahaya berangkat pergi
ke ufuk paling barat
di timur ada nabi yang menangis
membilang cemas menimbang waras
sesudahnya
waktu pun tertunduk
sejenak dan sunyi.