Tubuh pun perlahan lahan mendakap tua
(cemas disembunyikan kemas, seolah janggal tapi mesra)
seperti saudara yang lama terpisah
kerana telagah ketika darah menggelegak oleh api muda yang amarah
(sesungguhnya adalah sesuatu yang kosong jika kau benar benar memikirkannya kembali)
sebelum memutuskan ketuaan adalah terlalu mahal untuk dibazirkan
untuk hal hal sebegitu murah
(tangan pun menggeletar oleh penyakit yang memijar
kaki tak lagi tegak tegar
kulit dingin kecut seolah asam prun
dan mata yang kau tak lagi tau apa warnanya)
demikianlah setelah umur melupakan waktu
ingatan tersasar membilang hari
dan tahun tahun tuntas terkaburkan
sejak maut mengucapkan salam
kau pun pantas lekas mempersilakan ia kedalam
(seolah tetamu kebesaran yang telah lama ditunggu tunggu)
lalu menutup rapat pintu
sembari mengucapkan kelegaan yang tak pernah kau bayangkan di sebelum itu
sepasang sepatu tergeletak di tangga masuk
dan tak ada lagi yang memakainya keluar.
No comments:
Post a Comment