Pada akhirnya aku pun tak lagi tahu, langit atau lautkah yang biru itu? Cintamu membikin semuanya jadi jingga, hangat dan membara.
Kehadapan masa laluku, duka yang diam di jendela hati. Cinta hilang, rindu pulang, kekasih yang pergi takkan kembali.
Wahai kenangan yang malar, sepi mengakar, membuahkan rebak tangis di sepanjang musim. Mana dia si matahari ku, mana?
Sepi mengguris guris bagai kaca menuris hati. Siapa yang mau merawat lukaku? Duka yang tak pernah habis itu, berdarah di seperpanjang rindu?
Engkau kini cermin nestapa. Memantul sunyi, sakit dan bongkok terbeban duka. Aku, jadilah bayang, yang tak lagi mengenal cahaya.
Published with Blogger-droid v2.0.4
1 comment:
follow u on twitter
-didi ;D
Post a Comment