Lain lain;
31.12.12
Belajar dari Pantun - Goenawan Mohamad
Lain lain;
19.12.12
Halima, Shulman, Goenawan dan Israel
Jika kau pernah renungkan wajah korban itu,
dan telah kau pikir sepenuhnya,
kau akan ingat ibumu di kamar gas,
dan kau akan dibebaskan dari alasan untuk bersenjata.
- Mahmoud Darwish kepada Parajurit Israel
Dari catatan Goenawan Mohamad, November 2012, Halima
14.11.12
Sejambak kata tentang Nirwan
Bacakanlah sajakku Nirwan, sejambak kata tentang angin, kunang dan bulan, juga sedikit cerita kita. Pejamkan matamu dan bacalah ia Nirwan;
Lembut desir angin petang, pada daun dan rumput ilalang, tak lebih lembut dari tutur suara mu, Nirwan. Yang bahkan selalu merdu, menenteramkan hati dan memberi nyaman;
Tawamu bagai denting piano, Nirwan, yang pernah kau mainkan senota dua di hari keraian ulangtahun seorang gadis muda. Begitu riangnya, pun begitu hiba;
Tuhan, akhirnya ku yakin syurgamu itu memang nyata ada. Ya, syurga itu adalah redup renung matamu Nirwan, yang selalu lembut, penuh cahaya.
12.11.12
Sepotong Puisi dan Sebaris Doa
4.11.12
Beberapa Baris Sajak Tentang Haiwan, Cinta dan Kehidupan
Mengingati Kobayashi Issa, satu haikunya yang amat lara suka;
4.10.12
Walau - Sutardji Calzoum Bachri
walau penyair besar
takkan sampai sebatas allah
dulu pernah kuminta tuhan
dalam diri
sekarang tak
kalau mati
mungkin matiku bagai batu tamat bagai pasir tamat
jiwa membumbung dalam baris sajak
tujuh puncak membilang bilang
nyeri hari mengucap ucap
di butir pasir kutulis rindu rindu
walau huruf habislah sudah
alifbataku belum sebatas allah.
Sutardji Calzoum Bachri
1979
29.9.12
Ruang Renung Hasan Aspahani
Ruang Renung #255
- Hasan Aspahani
24.9.12
Kelompok Doa Pagi September Dua Puluh Empat
18.9.12
Apa Khabar, Tiang Lampu?
Di sisi jalan berdebu, engkau tunduk malu malu atau sebenarnya engkau penat?
Wahai, apa mentolmu sihat?
Cahayanya masih cerah atau samar pucat?
Lihat engkau, badanmu berkarat
Semoga cuaca kasihan padamu dan dia redup redup selalu
Aku? Ah, aku masih aja seperti dulu
Makanku tak ada berlebih, sakitku tak ada berkurang
Perit perih binatang terbuang, hitam dan dibenci orang
Tak mengapalah tiang lampu, angin pun sudah menyonsang petang, sekejap lagi matahari hilang
Aku tak bisa berlama lama, ada sampah perlu ku hadam, ada bangkai perlu ku tanam
Dan dengan itu, selamat tinggal tiang lampu
Jagalah diri, aku terbang dulu
Semoga nanti kita akan bertanya khabar lagi.
16.9.12
Apa Khabar, Hujan?
15.9.12
SKYJUICE DI #JBWRF
13.9.12
Selamat Jam Bekerja
Selamat jam tujuh hampir separuh bukan lagi subuh. Lihat masa berkayuh, perlahan dan menjauh. Turunkanlah sauh, mimpi ini harus berlabuh.
Selamat jam lapan sudah suku hampir sembilan. Saya memulai pagi dengan menghirup pahit asap. Kopi tuan puan, manis, saya harap.
Selamat jam lapan begitu lambat mahu sembilan. Di pejabat ini saya hamba kerja. Kerusi dan meja menggelangi, pen dan kertas memerintahi; kerja harus siap kalau tidak nasi tak bersuap.
Selamat jam sepuluh saya kini berpeluh peluh. Hamba kerja di kubikel ini, saya dikerah membajak mimpi yang takkan saya tuai. Tuan puan, pun begitu?
Selamat jam dua belas lewat separuh hampir satu. Kerja bagai tak habis, tenaga makin menipis. Kepala saya rindukan nasi. Tuan puan, makan apa tengahari ini?
Selamat jam lapan lagi suku hampir sembilan. Kebahagiaan yang datang dari wang; darah dan daging tulang belulang, pun hancur saya tetap walang.
Selamat jam sembilan sudah separuh hampir sepuluh. Waktu tak menunggu, saya kelewatan. Kerja mengejek saya, katanya; "Gajimu sudah dipotong tuan!"
5.7.12
sepasang kekasih dan nota nota dari tuhan (xv)
Barangkali yang diperlukan, adalah, hanyalah; sebuah pelukan. Wahai tuan, bermurah hatilah, cinta tak harus terusan bertingkah.
..lalu doa pun menggantungkan dirinya di ujung tali temali hati. Walau pada Nya telah ia sampai, tapi padamu ia tak mampu.
Barangkali yang retak itu adalah hati, bahawa padanya ada cinta yang tak sampai dan duka yang tak selesai. Wahai tuan, usahlah bermuram lagi, bukankah saya ada di sini?
Sebuah pagi, bundar mimpi yang takkan nyaris aku lupakan. Kerana kita adalah sepasang horizon; yang saling mengejar dan takkan terkejarkan.
Sudahnya, aku hanyalah sepotong doa yang tak pernah engkau lafazkan. Biar engkau adalah wirid yang tak pernah putus aku ratibkan.
Langit menjemputnya pulang. Pada segala yang ada di antara aku dan syurga, engkaulah kampung halaman, tempat berdiam segala kenangan.
Selamat jalan kebahagiaan; engkau yang pernah bertandang ke laman hati kami. Dari tuhan engkau datang, kepada tuhan lah engkau kembali.
28.6.12
Pantun Untuk Kanda (viii)
Carikan saya serunai buluh,
Kalau tuan hati tak tenang,
Aduhai saya lagi gemuruh.
Tuan bisu saya pun bisu,
Dengan mata kita bicara,
Tuan malu saya pun malu,
Adakah ini namanya cinta?
Sira gula kelapa kukur,
Hidang bersama ubi keladi,
Setia saya mustahil diukur,
Curang tidak sekali kali.
Dia mahu saya pun mahu,
Mana satu pilihan tuan?
Dia tunggu saya pun tunggu,
Silap pilih merana badan.
Ewahhh...!
14.6.12
Dengan Puisi Aku Abadi
9.6.12
Beberapa baris kata tentang... cinta, lagi.
Pada akhirnya aku pun tak lagi tahu, langit atau lautkah yang biru itu? Cintamu membikin semuanya jadi jingga, hangat dan membara.
Kehadapan masa laluku, duka yang diam di jendela hati. Cinta hilang, rindu pulang, kekasih yang pergi takkan kembali.
Wahai kenangan yang malar, sepi mengakar, membuahkan rebak tangis di sepanjang musim. Mana dia si matahari ku, mana?
Sepi mengguris guris bagai kaca menuris hati. Siapa yang mau merawat lukaku? Duka yang tak pernah habis itu, berdarah di seperpanjang rindu?
Engkau kini cermin nestapa. Memantul sunyi, sakit dan bongkok terbeban duka. Aku, jadilah bayang, yang tak lagi mengenal cahaya.
30.5.12
Bagai Apa Pula Kau Tanggapkan Cinta Itu Di Matamu?
Soal diri kepada diri yang lain (i)
29.5.12
Pantun Untuk Kanda (vii)
Habis pulut hidangkan nasi,
Makan dengan ulam pegaga,
Manis mulut berdagang janji,
Cinta kuharap rupanya tiada.
Pohon kelapa akarnya reput,
Tunggu waktu rebah ke bumi,
Bahkan cinta bertarikh luput,
Dulu mahu sekarang benci.
Ewahhh..!
20.5.12
Pantun Untuk Kanda (vi)
Daun pandan daun selasih,
Ada sagu dibuat bubur,
Saat terpandang mantan kekasih,
Jantung berdegup rasa nak gugur.
Anak dara berbaju kebaya,
Santun pekerti bertambah ayu,
Kalau cinta sudah tiada,
Apalah lagi hendak kurayu.
Ewahhh!
19.5.12
Serangkap Sajak Sepi
Duka ini, adalah anak anak sepi. Pada rumah sebuah puisi, diam mereka di tangga kata serangkap nestapa. Penyajak itu tidak lagi tahu bagaimana mahu mengeja bahagia..
sepasang kekasih dan nota nota dari tuhan (xiv)
Lalu yang jatuh sakit adalah hati, cinta yang tak ketahuan pergi meninggalkannya sendiri sendiri. Sebegitukah mudah, aku kau anggap sekedar tempat bersinggah?
5.5.12
Maggie VS Johnny's & Everything Shitty In Between
You've got Johnny's
I've had bundle tee
You've got Zara in skinny
This is my harsh reality
You pampered princess
Your life's so easy
Sad and hungry
A combination that so not gonna destroy me
Infact, we're friends so dear
Friends won't betray each other
Bites of hunger never bleed neither hurt
Infact, it stays with me
In rough times of pain and agony
Look at that
Rich kids seen everywhere
At Pavilion, Star Hill in designer wear
Flaunting money their papa got
Riding cars their mama bought
While I'm sittin' in this shitty bus
Overworked, I looked so disgust
Back at home
I live by packets of instant craps
Yellowy bits of curly plastic carb
Who cares a lost little girl like me
Who has nothing but poems and lullaby
Tell me
How could a girl survive
In this mercilessly unfair world?
When everything she had
Shattered at the very threshold?
You know what?
Everytime I look at inside of me
I see death gleaming happily
I'm surprised for I often thought
Didn't death always looked gloomy?
Oh please
Do not say you know how I feel
You won't 'cause neither do I
A fate so cruel in a world so ill
So, just let me perish... and die.
1.5.12
Sepasang kekasih dan nota nota dari tuhan (xiii)
Selamat subuh, kebahagiaan. Engkau yang bersujud di laman hati kami. Demi pagi yang selalu taat, tak lambat walau sesaat, dan kau masih aja ada di situ. Kami, sesungguhnya, adalah sepasang kekasih yang bersyukur.
22.4.12
Sekalian Yang Sesat dan Sesal Yang Terlambat.
2. Wahai Muhammad, masih akankah kau menangis, mengenangkan kami umat kesayanganmu jadi begini? Masih akankah syafaatmu berhasil pada si sesat yang tak menemukan jalan taubat?
3. Tuhan, engkau sudah begitu jauh, engkau kini tidak peduli. Bahkan Kitab Suci tak ubah jadi sekadar cereka fiksi yang tersusun di rak rak paling sunyi.
4. Saat kami memilih untuk berpaling dari nur-Mu, tak sedetik pun nur itu terpadam dari hati. Bahkan sebenarnya, kami jualah yang telah sengaja membutakan mata hati kami sendiri.
13.4.12
Pantun Untuk Kanda (v)
Hendak ditampi beras sehuma,
Hendak kuturut cinta terlarang,
Hendak kulupa mati jalannya.
Daun mengkudu ulam pegaga,
Yang pahit kelat jadikan ubat,
Kasih dinda tiada batasnya,
Utara selatan timur ke barat.
ewahhh!
10.4.12
Berdagang Pantun (iv)
Sudah begitu takdirnya tuhan,
Sepasang kekasih tak dapat berjumpa,
Kupujuk hati rindu ku tahan,
Tertanya di sana adakah serupa?
- @lara_nur
Melayang pisau melekat dada,
Luka sembuh cuma sesaat,
Sayang bukan diada ada,
Cinta bukan dibuat buat.
- @Jimbotiram
***
Kucari teduh senja menanti,
Menunggu cerah malam nan panjang,
Lautan penuh cinta sejati,
Gunung terbelah memanggung sayang.
- @Jimbotiram
Indah senja merah lembayung,
Ombak tak jemu mendakap pantai,
Cinta dinda seteguh gunung,
Kasih melangit tidak tergapai.
- @lara_nur
Ewahhh!
***
30.3.12
sepasang kekasih dan nota nota dari tuhan (xii)
14.3.12
sepasang kekasih dan nota nota dari tuhan (xi)
1. Bacakanlah sajakku Nirwan, sejambak kata tentang angin, kunang dan bulan, juga sedikit cerita kita. Pejamkan matamu dan bacalah ia Nirwan.
2. Gerimis menggantung diri di ujung kelopak matamu. Nirwan, bibir ini tak tahu yang dikecupnya adalah asin hujan atau dukamu.
3. Cinta, seluas sebuah padang terbuka. Dalam mengejar engkau yang terjatuhnya adalah aku. Luka, rindu rindu yang sarat, parah dan melarat.
4. Langit pun bahkan tak tahu, yang terkandung oleh rahimnya adalah kesedihanku, yang kelak gugur kerana hilangnya engkau.
5. Di penghabisannya, cinta adalah - hanyalah debu debu yang ditepis dari ujung sepatu. Engkau angin liar, melayang sekedarnya dan berlalu.
***
9.3.12
Pantun Untuk Kanda (iv)
tanduk seladang lagikan bercabang,
kalau hendak katakan hendak,
bimbang hilang diambil orang.
2. karang melur buat hiasan,
petik sekuntum selit di telinga,
selayang pandang ke wajahmu tuan,
hati berdetik cinta pun berbunga.
3. rendah rendang pohon ketapang,
anak tupai terloncat loncat,
mana abang kemana sayang?
rindu adik makin memberat.
4. adik bimbang abang tak pulang,
kemana pergi entah tak tahu,
mungkin abang mungkinkah curang,
diam diam kahwin lagi satu?
ewahhh!!
8.3.12
sepasang kekasih dan nota nota dari tuhan (x)
cinta menyamar senja, melindap perlahan, merah lembayung dan membara - engkaukah itu yang melengkung manis di langit paling tepi?
memandang ke sirat kilat di langit paling jauh, dalam deras dengung hujan - yang paling aku ingat adalah engkau dan hangat sebuah pelukan.
7.3.12
The Gardener, Verse XLVI - Rabindranath Tagore
***
6.3.12
Sepi Itu Adalah... (ii)
- sepi adalah helaian baju baju dan spenda dalam mesin basuh yang kau lupa putarkan pagi tadi.
- sepi bagaikan nyala dapur paling biru, yang dirindunya ialah hitam bontot kuali itu.
- sepi adalah sayur bayam yang layu dalam peti sejuk paling bawah itu kerana kau sebenarnya lebih suka taugeh.
- sepi ibarat kueh kasui tanpa kelapa parut, alangkah manis tapi tiada berlemak.
- sepi adalah lensa lensa kamera tanpa drybox, yang ada cuma fungus dan kulat cagu.
- sepi ibarat ular sawa kekenyangan hamster. seminggu? dua minggu? terbelenggu lah ia jauh dari belaian dan suapan manja.
- sepi ibarat himpunan kontena tanpa kren. terduduk terdiam tanpa haluan tak tahu kemana, akhirnya karat di pelabuhan.
3.3.12
Kehadapan Kekasihku Yang Tertunda (ii)
***
29.2.12
sepasang kekasih dan nota nota dari tuhan (ix)
27.2.12
sepasang kekasih dan nota nota dari tuhan (viii)
atau segenap yang aku bilang,
cintamu membikinnya berhasil
menjadi ganjil dan terang.
***
25.2.12
A Sweet Poem For The Sweetest Person
You are my yellow butter
You are so sweet and sincere
Like a rainbow in the clouds so bright
Gives colour to my hollow dull white.
Thank you for being so sweet!
***
24.2.12
Pantun Untuk Kanda (iii)
gadis melayu anggun nan sopan,
benarkah abang kasihkan adik,
jujurkah rindu bukan lakonan?
2. adik ini asalnya susah,
hidup seorang tak siapa peduli,
sanggupkah abang meredah payah,
menanggung adik hingga ke mati?
3. adik bukan memandang rupa,
tidak juga pangkat dan harta,
asalkan abang sanggup bersama,
susah dan senang kita berdua.
14.2.12
sepasang kekasih dan nota nota dari tuhan (vii)
cinta bagiku cukup sampai di sini.
sebagaimana aku gembira ketika ia datang
sebegitulah aku redha ketika ia hilang.
***
11.2.12
Goodbye, My Darling
it's a one too cold night
please darling
come hug and hold me tight.
Darling
i wanna hear a lullaby
please darling
help me cease this cry?
Darling
i still can not sleep
please darling
i want a dream that deep.
Darling
o, why this sudden sour?
please darling
stay for a couple more hour.
Darling
i hope there is love for us
but darling
what all i got is lust.
Darling
this despair is too hard to bear
and darling
we must not but stop this affair.
Darling
whatever left only a memory
sure darling
to the grave that will i carry.
Goodbye my darling
hope all well for you
goodbye my darling
hope i'll find another you.
***
10.2.12
A Wasted Heart
31.02.12
***
8.2.12
seorang tua di tepi sebuah toko serbaneka
angin malam
di tepi sebuah toko serbaneka
ada neon bukan kunang
dan bintang gugur di matanya.
seorang tua itu mengerekot
menyulam mimpi antara tidur dan jaga
mimpi anak anaknya
yang semakin luput wajah dan suara.
***
sepasang kekasih dan nota nota dari tuhan (vi)
surat terakhir
dan
serangkai rindu.
air mata telah lama kering
kekasih yang dilupakan itu adalah aku.
9.1.12
Tunjukkan Aku Jalan Sajakmu!
Habis tumpah segala kata dari dada ke atas kertas,
Masih juga rindu ini tak sirna bahkan menyesakkan lagi nafas!
***